Analisis
Perusahaan Menggunakan Metode SWOT
PT. Gudang
Garam Tbk.
Oleh : Dimas Dasa M
Profil Perusahaan
PT. Gudang Garam Tbk. merupakan salah satu
produsen rokok kretek terkemuka yang menguasai pangsa pasar terbesar di
Indonesia, memproduksi lebih dari 70 miliar batang rokok pada tahun 2001 dan
dikenal sebagai produsen rokok kretek yang bermutu tinggi.
Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai penjualan, pembayaran pita
cukai dan pajak kepada Pemerintah Indonesia serta jumlah karyawan, PT Gudang
Garam Tbk merupakan perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di
Indonesia. PT Gudang Garam Tbk telah mencatatkan sebagian saham-sahamnya di
lantai bursa.
Sejarah Perusahaan
Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga
mencapai sukses seperti sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26
Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan
merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga
yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga
kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang
berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi
perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT),
dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada
mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri
(Karesidenan Kediri).
Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun
Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan
untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi
sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga
mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang
berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.
Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan
berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan
status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin
berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen maupun teknologi,
sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi
sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai
perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan semakin memperluas
kesempatan kerja.
Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo
wafat dengan meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu
justru persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian,
perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan
karyawan yang merupakan cita-cita beliau.
Untuk memperkuat struktur permodalan dan
posisi keuangan perusahaan, maka pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan
penawaran umum untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat
melalui bursa effek.
Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan
usaha di bidang kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di
Kediri. Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya Pamenang
saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan pengembangan
bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan
pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan pengepakan
berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut serta
memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk
memenuhi kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri.
Hasil
Analisa Menggunakan Metode SWOT
A.
Strength
·
Kualitas bahan baku rokok Gudang garam sudah terpercaya dari masa
ke masa , kualitas bahan baku dan citarasa yang khas menjadi andalan Gudang
garam untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya
(Sampoerna, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
·
Perusahaan yang telah berdiri setengah abad pastinya memiliki kredibilitas perusahaan
yang baik. Kredibilitas Gudang Garam tidak dibangun dalam semalam, tetapi
melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan.
Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust
'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam
pengembangan suatu bisnis.
A.
Weakness
·
Produk Gudang Garam sudah telanjur dicitrakan sebagai rokok orang
tua; sehingga rokok ini agak sulit melakukan penterasi kepada segmen pasar anak
muda kota yang tumbuh pesat.
·
Kurang diminatinya produk rokok Gudang Garam di pasar
internasional.
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek tidak bisa menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek tidak bisa menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
·
Produk Gudang Garam yang banyak, namun kurangnya promosi
mengakibatkan banyak konsumen tidak mengetahui aneka produk yang ditawarkan
oleh Gudang Garam.
·
Lambatnya pengembangan produk dan inovasi membuat produk ini mulai
ditinggalkan konsumen muda.
B.
Opportunity
·
Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan ini merupakan
pasar yang potensial untuk produk Gudang Garam.
·
Harga yang murah mengakibatkan produk ini diminati konsumen
Indonesia khususnya dari kelangan menengah kebawah dan akan selalu menjadi
pilihan.
C.
Threats
·
Regulasi dan perda mengenai anti-rokok, Perda ini memungkinkan
penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah
yang memiliki perda anti-rokok.
·
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat
terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok.
·
Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat awareness akan berkurang.
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat awareness akan berkurang.
·
Trend pasar untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia.
Data
sumber : http://www.gudanggaramtbk.com/
No comments: