Mbotenbook :: Dictionary Of Share

welcome to our blog

We are Magcro

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 10:50 PM / comment : 0


    “ I Love My Friend”

    Suasana pagi yang cerah di SMPN Pelita Jaya Jakarta meniringi kisah keenam sekawan ini. Mereka mempunyai karakter yang berbeda beda. Chacha, Fika, Vita, Amel, Maura, dan Olivia, itulah nama mereka. Tetapi mereka merasa kalau ada sesuatu yang beda dari sikap Chacha. Sebelum bel masuk berbunyi mereka berbincang bincang di dalam kelas.

    Chacha : “Selamat pagi semua. Maaf ya aku datangnya telat.”
    Olivia, Fika, Vita, Maura, Amel : “Selamat pagi Chacha.”
    Amel : “ iya Cha gapapa, aku juga baru aja sampai.”
    Chacha : “Kirain aku yang paling telat datangnya di banding kalian.”
    Fika : “Engga kok cha.”
    Olivia : “Eh bentar lagi kita UAS nih, kita harus mempersiapkan diri.”
    Maura : “Iya bener banget. Jangan males malesan belajar!” (nada meledek sambil ngelirik             Vita)
    Vita : “Loh kok kamu ngeliatin aku Ra ? Ngefans bukan ?
    Maura : “Gapapa, ngelirik aja. Geer amat kamu!”
    Olivia : “Udah dong. Kebiasaan nih pagi pagi udah berantem, udah mau masuk nih.”

    Bel masuk pun berbunyi. Mereka belajar dengan sungguh sungguh untuk mempersiapkan UAS nanti. Tak terasa sudah waktunya pulang sekolah.

    Chacha : “Temen temen aku pulang duluan ya.”
    Amel : “Kamu ga mau ngumpul dulu sama kita kita ?”
    Chacha : “Maaf ya aku harus les untuk UAS nanti. Bye.”
    Fika : “Oke. Bye Cha.”
    Chacha : “Makasih ya udah di ngertiin. “
    Maura : “Eh kalian ngerasa ada yang aneh gak sih dari Chacha ?”
    Olivia : “Enggak ah biasa aja. Emangnya ada yang aneh ya dari Chacha ?”
    Vita : “Tapi bener juga deh Liv. Aku juga merasa ada yang aneh dari Chacha.”
    Olivia : “Tapi anehnya kenapa ?”
    Amel : “Oliv, kamu liat kan tadi dia pulang duluan terus tadi pagi dia datangnya telat. Gak                        biasanya dia begitu.”

    Ternyata Chacha punya masalah di rumahnya. Orang tuanya ingin berpisah. Chacha jadi merasa sedih, dan dia juga tidak focus belajar untuk UAS nanti. Di sekolahpun dia jadi selalu diam dan tidak ceria seperti dulu. Keesokan harinya di sekolah…

    Maura : “Mana nih si Chacha belum dating dating juga. Lama banget!”
    Olivia : “Sabar aja Maura. Mungkin jalanan macet, kaya ga tau Jakarta aja.”
    Vita : “Tapi kita udah nunggu dia lama banget Liv.”
    Amel : “Aku sama Fika coba liat ke kelas ya.”

    Sesampainya di kelas…

    Fika : “Mel, itu si Chacha.”
    Amel : “Oh iya. Ayo kita samperin.”
    Fika : “Cha, kok kamu ga nyamperin kita di taman ? kita udah nunggu kamu lama banget.”
    Chacha : “Maaf deh. Aku ga bisa ikut kalian dulu, aku lagi pengen sendiri.”
    Amel : “Yakin kamu ga mau ikut kita ?”
    Chacha : “Enggak dulu deh. Maaf ya.”

    Fika dan Amel kembali ke taman…

    Vita : “Loh? Chacha mana Fik ?”
    Fika : “Dia ga mau ikut ke sini Vit.”
    Amel : “Katanya sih dia lagi pengen sendiri.”
    Maura : “Tuh kan bener apa yang aku bilang. Chacha tuh sekarang aneh banget kelakuannya.                     Jadi lebih sering sendirian.”
    Olivia : “Kenapa ya kira kirasi Chacha ?”
    Fika : “Besok tanyain langsung aja ke Chacha.”
    Amel : “Kalo dia ga mau cerita gimana ?”
    Vita : “Masa iya sih Chacha ga mau cerita sama sahabat sendiri.”
    Olivia : “Yaudah besok Tanya sama Chacha aja.”

    Keesokan harinya Chacha dating lebih awal dari yang lain. Tetapi ia sedang mengeluarkan air mata. Tak lama kemudian Vita, Olivia, Fika, Amel, dan Maura datang.

    Fika : “Chacha kamu kenapa ? Kok kamu nangis ?”
    Maura : “Tumben kamu dating pagi Cha. Biasanya telat mulu.”
    Amel : (menginjak kaki Maura)
    Maura : “Aww.. Sakit Mel.”
    Amel : “Ssstt.. Jangan ngomong gitu dulu napa, liat dong Chacha lagi sedih!”
    Maura : “Iya deh maaf.”
    Chacha : “Aku gapapa kok.”
    Vita : “Gapapa apanya ? Kamu tuh nangis Cha , masih di bilang gapapa ?”
    Chacha : “Serius deh aku gapapa. Kalian ga percaya sama aku ?”
    Olivia : “Cha, kita ngerasa ada yang beda sama sikap kamu. Kamu cerita aja sama kita.”
    Chacha : “Apa yang aku harus certain ? Aku tetep Chacha yang dulu!”
    Amel : “Tapi kenapa kamu bersikap kaya gini ? Kamu itu bukan Chacha yang dulu! Cerita ada                    Cha sama kita.”
    Chacha : “Iya iya aku cerita.”
    Maura : “Gitu dong.”
    Chacha : “Aku lagi ada masalah di rumah. Orang tua aku ingin bercerai. Aku ngerasa mereka                      udah ga peduli lagi sama aku. Aku iri dengan kalian, kalian bisa bersenang senang                   dengan orang tua kalian. Sedangkan aku ? Aku malah menangis setiap malam.”
    Vita : “Kamu jangan ngomong begitu Cha, mereka pasti masih peduli sama kamu.”
    Maura : “Bener Cha, sebenarnya orang tua kamu masih saying sama kamu.”
    Fika : “Dan kita juga sayang sama kamu.”
    Chacha : “Memang kenyataannya gitu Vit. Mereka udah lupain aku, sampai sampai mereka                            mau bercerai. Kalau mereka masih peduli, seharusnya mereka jangan bercerai!”
    Amel : “Kamu harus tetap tegar dan semangat Cha. Apalagi kan sebentar lagu UAS,                                   konsentrasi belajar dulu. Itu urusan orang tua kamu Cha.”
    Vita : “Setuju sama Amel. Bener banget Cha, harus tetap semangat!”
    Maura : “Emangnya kamu belajar Vit ? Jangan Cuma bisanya bilangin orang aja.”
    Vita : “Ih kamu Ra selalu bikin aku naik darah terus. Aku belajar tau!”
    Maura : “Masa ? Bohong ah ?”
    Vita : “Beneran MAURA!!”
    Fika : “Udah napa, kebiasaan nih kalian berdua berantem terus. Liat dong Chacha lagi sedih,       kalian malah berantem!”    
    Vita : “Itu Fik, Maura duluan, jangan salahin aku.”
    Olivia : “Udah udah! Balik ke pembicaraan awal.”
    Amel : “Yaudah mending sekarang kita hibur Chacha aja.”
    Maura : “Kalau gitu aku nyanyi aja ya? Ekhem.. Ekhem..(tarik nafas)”
    Vita : “STOP!!!! Jangan nyanyi jangan nyanyi. Nanti Chacha malah tambah sedih.”
    Amel : “Hahhaha. Maksud aku bukan begitu Ra.”
    Maura : “Terus gimana ?”
    Olivia : “Kita kasih semangat buat Chacha. Supaya dia tetap semangat belajar , dan gak               mikirin masalahnya dulu.”
    Fika : “Bener banget. Tuh Cha bener apa yang di bilang Olivia, kamu harus tetap semangat          dan juga tegar. Supaya kamu konsentrasi belajarnya.”
    Amel : “Udah Cha jangan nangis lagi ya. Tutup air mata kamu dengan senyuman kamu. Kita          semua sayang sama kamu Cha.”
    Chacha : “Makasih ya kalian udah hibur aku. Makasih juga kalian udah semangatin aku. Tanpa         kalian mungkin air mata aku habis karena nangis terus.”
    Vita : “Iya Cha, sama sama. Ini lah gunanya ada sahabat di hidup kamu.”
    Chacha : “Sekali lagi makasih ya. Love you guys.” (sambil berpelukan)

    Vita, Amel, Olivia, Fika, dan Maura sukses membuat Chacha kembali seperti dulu lagi. Mereka adalah sahabat yang sejati, yang selalu tetap bersama pada saat duka maupun suka. Hari demi hari mereka lalui dengan suka cita, mereka menjalani UAS dengan mudahnya. Dan mereka mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says